Sabtu, 23 Februari 2008

Sony Adi Setyawan, Penulis Skenario dan Pemrograman Multimedia

Teknologi sering menunjukkan pencapaian prestasi tinggi anak manusia. Tapi, hal itu juga bisa mendorong perilaku (moral) anak manusia ke titik nadir. Karena itu, perlu adanya keseimbangan sehingga pencapaian teknologi tinggi tidak mengakibatkan dekadensi moral.

Nyatanya, keseimbangan itu sulit dicapai. Kemajuan teknologi sering menggerus fondasi-fondasi moral. Contohnya, teknologi handphone, kamera, dan internet yang belakangan bersinergi meruntuhkan norma-norma agama dan sosial (moral).

Maka, muncullah cuplikan tayangan film perilaku seksual melalui handphone yang tiap hari terus bertambah. Bahkan, hingga saat ini, 500 lebih cuplikan video porno beredar luas di internet. Yang lebih memasygulkan, rata-rata pemeran utama dalam video tersebut adalah para remaja yang berlatar belakang mahasiswa dan pelajar.

Maraknya perilaku pembuatan klip video (porno) dari HP dan kamera itulah yang memantik kegelisahan Sony Adi Setyawan. Melalui kampanye Jangan Bugil Depan Kamera (JBDK), Sony berupaya menyadarkan masyarakat luas tentang bahaya perilaku menyimpang tersebut.

Kini perilaku seks menyimpang bukan lagi ancaman, melainkan sudah menjadi fakta yang terpampang. Hampir setiap hari, karya cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan seks orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan handphone dan video kamera muncul di situs porno internet.

Untuk tayangan video berformat 3GP itu, 90 persen adegan diperagakan anak muda SMA dan mahasiswa. Delapan persen pemerannya adalah prostitusi, pejabat negara, dan pemerintah (DPR dan pegawai negeri) serta dua persen adalah cuplikan kamera pengintai yang mencuri gambar para wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet atau di kamar hotel.

"Kondisi ini semakin menunjukkan buruknya perilaku penyimpangan seksual yang dilakukan. Pemeran film ini tidak menyadari akibat dari perilakunya yang merugikan, baik bagi dirinya maupun pihak-pihak yang berhubungan dengannya," ujar Sony ketika ditemui Radar Jogja (Grup Jawa Pos) di Jogjakarta Rabu (13/2) pekan lalu.

Sony mengungkapkan, meningkatnya karya video porno itu merupakan dampak perkembangan teknologi ponsel (handphone). Selain berdampak positif, perkembangan teknologi kamera ponsel berefek buruk pada terjadinya penyalahgunaan teknologi tersebut.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini lebih dari 500 cuplikan film porno dan ribuan karya gambar porno beredar luas di internet. "Baik yang disengaja maupun tidak disengaja, atau hasil perilaku kejahatan, seperti pemerkosaan, penistaan, dan pelecehan," tuturnya.

Lulusan Jurusan Ekonomi Manajemen UNS Solo itu memaparkan, para pemeran tersebut tidak menyadari bahwa kegiatan coba-coba itu akan beredar luas di masyarakat dan berdampak buruk. Namun, sebagian lain "terpaksa" melakukan perbuatan tersebut karena permintaan pasangannya.

"Entah itu karena tuntutan ekonomi atau lantaran terbuai rayuan sang pacar. Tapi, sebagian pasangan melakukannya karena kelainan seksual atau ingin mengejar popularitas," tuturnya.

Dia mengungkapkan, yang paling dirugikan dalam kegiatan tersebut tetap kaum perempuan. Apalagi mereka yang masih di bawah umur atau tidak berstatus pasangan resmi. Hal itu, lanjut Sony, disebabkan belum ada hukum di Indonesia yang melindungi remaja atau pasangan pacaran.

"Yang ada di Indonesia hanya aturan tentang kekerasan dalam rumah tangga. Bagi wanita yang dalam masa pacaran, belum ada (aturan, Red). Ini membuat para pelaku tidak bisa dijerat dengan aturan hukum," paparnya.

Hal itu, kata dia, berbeda dengan Amerika Serikat. Di sana ada national dating violence abuse protocol. Aturan itu diberlakukan pada remaja mulai usia 14 tahun. "Remaja Amerika tidak bisa seenaknya pacaran. Para orang tua gadis meminta syarat tertentu ketika mengetahui anaknya punya pacar. Misalnya, meminta fotokopi KTP sampai membuat perjanjian keseriusan hubungan. Jadi, ketika terjadi sesuatu dengan anak gadisnya, orang tua bisa meminta pertanggungjawaban pelaku," terangnya.

Nah, hal itu belum ada di Indonesia. Sony mengaku telah melakukan pendekatan dan mengusulkan kepada pemerintah. Namun, lagi-lagi ide tersebut kandas karena kurangnya perhatian pemerintah. "Saya sudah mencoba memberikan masukan ke menteri komunikasi dan informasi tentang wabah perilaku bugil di depan kamera ini. Tapi, ternyata kurang dapat respons," ujarnya.

Menurut dia, aturan itu tidak harus dalam bentuk perundangan. Cukup dalam bentuk protokol yang diaplikasikan di berbagai sektor, seperti pendidikan, kebudayaan, dan kegiatan kepemudaan. "Dalam hal ini, saya sedang melakukan pendekatan ke kementerian pemberdayaan perempuan untuk menggodok draf aturan itu. Hanya untuk saat ini, saya lebih fokus terhadap kekerasan pada masa pacaran," tandasnya.

Menurut Sony, jumlah karya video porno dan gambar saru itu sebenarnya lebih banyak dibandingkan yang muncul saat ini. Seperti fenomena gunung es, karya yang ada hanya sebagian kecil dari kondisi yang sebenarnya.

"Sesungguhnya, masih banyak karya yang belum terekspos. Bahkan, lebih dahsyat dari (yang diketahui orang, Red) saat ini," ungkapnya. (syukron muttaqien/jpnn/ib)


Nama : Sony Adi Setyawan
Nama Layar : Sony Set.
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Oktober 1972
Status: Menikah
Agama : Islam
Alamat tinggal : Jalan Menur 453 AB , Wonocatur, Jogjakarta
No Handphone : 0813929 820 71 - 0818 936 046

Pendidikan : S-1 Ekonomi Manajemen UNS Solo

Pengalaman Kerja :
-Media Relation Officer, Oracle & Cisco System Company, 1999-2000
- Journalist, Tabloid Komputek-
(Grup Jawa Pos) 1997-1999

Presenter & Scriptwriter :
-INFOTEK -Nuansa Pagi RCTI, 2000
-Scriptwriter, Sinetron Anak Gudang 20 Eps, Sinetron LUV 30 Eps, In House Drama RCTI 2002-2004, Sinetron DEWA 19, berbagai macam acara drama dan nondrama TRANS TV, 2004-2005.

- Pengajar Tetap Mata Kuliah
Penulisan Skenario, P2FTV, PPFN, Jakarta, 2002-2006.

- Scriptwriter & Konsultan Program
TV, MGTH - Makemotions-antv-Bakrie Brothers Company 2005-2006.

- Scriptwriter Sinetron Musafir, antv, 2005-2006.

Program Director (Sutradara TV Program), DAAI TV - Taiwan - Indonesia, 2006.

Hasil Karya Tulis Buku dan Artikel :
-Buku Teknik Pemrograman Virus Komputer, Andi Offset, 1997.

- Buku Pemrograman Clipper, Elexmedia Komputindo 1997.

- Artikel Komputer dan Internet Majalah Mikrodata - Elexmedia Komputindo, 1996-1999.

Artikel Fiksi dan Nonfiksi (Internet dan Multimedia), majalah HAI Gramedia, 1996-2000.

- Buku Remote Monitoring, Software Mata-Mata Jaringan LAN dan Internet, Elexmedia Komputindo 2002.

- Novel Mayar Dari Jogja, Grasindo 2003.

- Buku Menjadi Penulis Skenario Profesional, Grasindo 2003.

- Buku Teori Konspirasi Fisika-Manusia Tidak Pernah Mendarat di Bulan?, Grasindo 2003.

- Buku Jangan Takut, Jadilah Penulis Skenario professional, Mizan 2005.

- Artikel Komputer dan Film, Majalah Mata Baca, Gramedia, 16 artikel, 2005.

* Digunting dari Harian Jawa Pos Edisi 24 Februari 2008


Tidak ada komentar: